Judul:
Rudy Kisah Muda Sang Visioner

Penulis:
Gina S. Noer

Penerbit:
Penerbit Bentang dan THC Mandiri

Tahun Terbit:
2015

Tebal Halaman:
280 Halaman

“Benar, karena itu kamu harus jadi mata air. Kalau kamu baik, semua yang di sekelilingmu juga akan baik. Kalau kamu kotor, semua yang di sekitarmu akan mati.” Alwi Abdul Djalil Habibie, ayah Rudy Habibie

Rudy: Kisah Muda Sang Visioner merupakan sebuah buku biografi yang menceritakan kisah hidup presiden ketiga Indonesia, Bacharudin Jusuf Habibie mulai dari latar belakang keluarga, kisah masa kecil, sampai ia menikahi Hasri Ainun Besari, istrinya hingga akhir hayatnya. Buku ini dibagi menjadi 3 babak, babak pertama adalah kisah masa kecilnya bersama keluarga dan awal remaja, babak kedua masa dimana ia menuntut ilmu di Jerman, serta babak terakhir menceritakan ketika ia berhasil menemukan cinta sejatinya, Hasri Ainun Besari.

Tokoh intelek Indonesia ini lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan pada tanggal 25 Juni 1936 dari sepasang orangtua yang telah sadar akan pentingnya pendidikan. Ayahnya, Alwi Abdul Jalil Habibie merupakan lulusan sekolah industri botani dan hewan di Middelbare Landbouw School (sekarang IPB) dan ibunya, Raden Ayu Toeti Saptomarini merupakan lulusan Diploma Dokter Djawa spesialis mata di Hogere Burgerschool (HBS). Sejak kecil, seringkali ia merasa penasaran akan banyak hal, sehingga timbullah kegemarannya untuk menganalisis permasalahan yang ia dapati. Maka dari itu, Rudy kecil sering menanyakan tentang apa saja yang ia belum ketahui kepada ayahnya. Tidak sampai disitu saja, rasa penasarannya juga sering ia taklukkan lewat buku-buku yang ia baca. Menurutnya, buku merupakan cinta pertama dan membaca adalah hidupnya.

Masa kecilnya ia habiskan di Pare-Pare, bersekolah di Algemene Lagere School, kemudian ia melanjutkan jenjang selanjutnya di Concordante Lagere School. Namun, beberapa saat setelah kematian ayahnya, sekolah tempatnya menimba ilmu tersebut tutup, membuatnya harus merantau ke Jakarta untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Sebelum kematian ayahnya, ibunya sempat berjanji bagaimanapun kondisi keluarganya ia akan tetap mencarikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Maka dari itu, walaupun kondisi ekonomi keluarga sedang tidak baik-baik saja sejak kepergian ayahnya, ia tetap bersikeras untuk berusaha mencari nafkah sendiri demi kecukupan dan kebahagiaan keluarga kecilnya itu. Setelah habis masa SMP, Rudy remaja merantau ke Bandung, kemudian bersekolah di SMA Peralihan. Masa SMA telah usai, ia melanjutkan pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Berkat kejeniusannya, tak sampai setahun, Rudy berhasil menyelesaikan kuliahnya di Universitas Indonesia, tak hanya itu, ia juga berhasil melewati ujian P-1 dengan nilai memuaskan dan berhasil mengantarkannya berkuliah di Jerman. Di Eropa ia bersekolah di RWTH-Aachen untuk mengambil jenjang S1 dan S2, serta Delft University untuk mengambil jenjang S3.

Kejeniusannya memang telah terlihat sejak kecil. Namun, ia tidak terlalu suka disebut-sebut sebagai anak yang jenius. Ia lebih senang disebut sebagai pekerja keras. Kerja keras yang juga tak luput dari dukungan orangtua, keluarga, para sahabat, dan tentunya Indonesia. Menurutnya, seseorang tidak serta merta menjadi orang hebat karena memang dia jenius, melainkan juga dibentuk oleh luka, kegagalan, dan kesalahan. Bertumbuh memang bukan selamanya soal perayaan dan menjadi benar, maka dari itu, semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi berguna dan sukses. Terbukti dari prestasinya selama ini yang ia raih bukan dari proses yang instan, butuh usaha lebih untuk meraih cita-citanya itu. Namun ia tidak lupa negaranya. Setelah pulang dari Eropa ia tak lupa kembali ke negara tanah kelahirannya untuk mencurahkan ilmu yang ia telah ia dapatkan, berusaha mengembangkan seluruh sektor demi memajukan Indonesia, mulai dari industri, pendidikan, ekonomi, hingga politik.

Menurut saya pribadi buku ini sangat menarik, mengingat buku ini bukan hanya memberikan kisah perjalan remaja Habibie, namun juga menyajikan foto masa lalu Habibie yang sangat membantu saya dalam menjawab rasa penasaran akan salah satu tokoh favorit saya ini. Selain itu, penulis sangat pandai merangkai kisahnya dengan sederhana dan menarik, membuat pembaca tidak mudah bosan serta mudah memahami alur kisahnya. Maka dari itu, buku ini dapat dibaca oleh berbagai kalangan. Bahkan menurut saya “sangat direkomendasikan” karena buku ini bukan hanya tentang perjalanan hidup seorang B.J Habibie, namun juga tentang perjuangan, persahabatan,  kekeluargaan, kasih sayang, kesetiaan, spiritual, sampai rasa cinta terhadap tanah air. Buku ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi seluruh orang, menjadi “mata air” untuk orang-orang yang membacanya.

Buku ini diciptakan oleh Gina S. Noer, seorang pembuat film, penulis buku, dan Creativineur yang telah melahirkan  banyak karya yang fenomenal. Dia adalah salah satu pendiri dari Wahana Cerita Indonesia dan PlotPoint.co, yakni sebuah workshop kreatif dan penerbit buku. Karya-karyanya antara lain film Perempuan Berkalung Sorban, Ayat-Ayat Cinta, Hari Untuk Amanda, serta Habibie & Ainun. Buku ini ia adopsi dari film karyanya sendiri, yakni Habibie & Ainun dan dari sini ia berhasil mendapatkan nominasi Penulis Skenario Film Terbaik di Festival Film Indonesia 2013.

Editor: Alyanada Solekah

Bagikan: